Senin, 23 Januari 2012

Best Practice

A. Penguatan (5 menit)
·      Pengertian
Best Practice merupakan keberhasilan yang dialami dan diakui oleh pihak yang berkepentingan (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, masyarakat, dinas, departemen, pemerintah) dalam melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan.
Best Practice dapat diperoleh melalui penelitian tindakan (kelas/sekolah). Penelitian tindakan berawal dari adanya permasalahan di lingkungan kerja sendiri, adanya tindakan sebagai solusi, adanya perubahan kondisi dari (sebelum- selama- setelah) tindakan diberikan. Benar-benar nyata dialami dan dilakukan melaui prosedur yang ilmiah (perencanaan-pelaksanaan/pengamatan/refleksi). Selama pelaksanan tindakan, perubahan harus diamati. Bagaimana kondisi awal sebelum ada tindakan, bagaimana perubahan yang terjadi selama tindakan diberikan, bagaimana kondisi akhir setelah tindakan selesai, dan hasil pengamatannya dilaporkan. Jika tindakan yang dilakukan berhasil mengatasi permasalahan maka keberhasilan tersebut dapat digolongkan dalam Best Practice. Best Practice sebaiknya didiseminasikan kepada orang lain dengan berbagai strategi di berbagai tempat secara berulang-ulang sehingga dapat dicontoh dan diadopsi oleh orang lain.
·      Ruang Lingkup
Peningkatan pengelolaan sekolah/keterlaksanaan Delapan Standar Nasional Pendidikan, pengelolaan MGMP/KKG, pembinaan sekolah, pembinaan guru, dan lain-lain).
·      Ciri-ciri
1.     mengembangkan praktik pembelajaran/pengelolaan pendidikan;
2.     layak didiseminasikan di berbagai tempat secara berulang-ulang;
3.     meningkatkan kualitas pendidikan;
4.     meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam pengelolaan pendidikan;
5.     mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan dan  peluang untuk berinovasi secara kreatif;
6.     menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua pihak (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, dan masyarakat pada umumnya);
7.     terkendali, kejelasan program baik jangka pendek, menengah, maupun panjang;
8.     berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan;
9.     dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan konseling, supervisi klinis, supervisi manajerial, kunjungan kelas, lesson studi, dan lain-lain);
10.  mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan;
11.  adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa ditiru, diadopsi oleh orang lain;
12.  meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan, memotivasi, memberikan hasil yang bermanfaat, dan berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar